Melanjutkan cerita perjalanan “kabur kaburan” saya ke Green canyon beberapa minggu yang lalu.
Setelah tiba di Pantai Batu Hiu, dan tidur di mobil sampai sekitar pukul 10.30
Karena pantai batu hiu sudah cukup tidak kondusif (sudah banyak wisatawan gengges yang berdatangan), kami pun melanjutkan perjalanan ke Desa Cijulang untuk menikmati Body Rafting di Green Canyon…
Sebelum masuk ke green canyon, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di tempat makan seafood, randomly pilihan kami jatuh ke rumah makan bahari, tumis kangkung, ikan gurame bakar, dan cumi asam manis pun berhasil masuk ke perut kelaparan kami, teman-teman saya terbius dengan tumis kangkung buatan bumi priangan yang rasanya salty dan gurih >.<

Tiba di green canyon, kami pun didatangi oleh seorang pria yang menawarkan paket tour body rafting, dia paket yang dibanderol 1 juta rupiah untuk maksimal 5 orang, kami merasa itu cukup mahal, yaa secara, jauh dari perkiraan harga yang kami dapat hasil browsing di internet sebelum kami pergi.
Si abang paket body rafting terus mengikuti kami, dengan curi-curi kesempatan bertanya dan membanding-bandingkan harga, akhirnya kami menawar hingga sepakat di 800ribu. Setelah saya bandingkan dengan paket body rafting di sekitar, ternyata mereka pun menawarkan dengan kisaran harga 1 juta… worthy lah 800 ribu hasil tawar menawar kami oya selain dapat apket body rafting kami juga dapat makan malam gratis 🙂
Peralatan body rafting seperti helm, dan sandal gunung disipakan, kami pun berangkat ke hulu sungai untuk body rafting dengan menggunakan mobil kol buntung, ditemani seornag guide anak berusia 12 tahun kami pun menikmati waktu perjalanan dengan foto-foto. Jarak menuju hulu sungai ternyata cukup jauh, hingga tiba di TKP, kami dipandu oleh 2 orang guide, si adek 12 tahun tadi dan seornag bapak berusia 40 tahun an, dimulai dengan doa dan byurrrr ceburan pertama begitu segar, air sungai yang jernih dengan langit biru menjadi atap kami. Jujur, saya baru pertama kali melakukan body rafting ini, bahkan awalnya saya berpikir kalau body rafting ini semacam arung jeram gitu, hahaha ternyata saya salah besar, boro boro naik perahu karet, yang namanya body rafting ya benar-benar main “body” ya badan kita sendiri yang jadi perahu nya >.< Di awal rute mengarungi sungai ini, air masih tenang, sungai terlihat sangat luas, batu-batu pun tidak terlalu kelihatan…





Semakin jauh, ternyata track semakin sulit, dari mulai arus sungai sampai bebatuan yang menghalau perjalnan kami, hwaaaaw challenging abis deh Di beberapa spot ada sesi lompat dari batu dengan ketinggian yang beragam, terjun ke pusaran dan arus air, dan lain-lain… Walau badan memar-memar sedikit, tapi itu terbayar dengan pengalaman segarnya udara, dan serunya memacu adrenalin di body rafting ini…
Hingga tiba di sebuah spot di mana terdapat lompatan yang cukup tinggi dengan dibawahnya dipadukan arus dan pusaran air, saya dan wika berencana melompat, namun karena wika membawa kamera akhirnya saya sendiri yang melompat ke arus tersebut, awalnya deg deg an tap setelah lompat dan terseret arus hingga tiba di aliran yang tenang rasanya tidak bsia digambarkan dengan kata-kata!!! Luar biasa deh! Setelah itu, sudah hamper I akhir track body rafting terdapat spot untuk melakukan lompatan dengan tinggi lebih dari 3 meter, sekitar 5 meter saya kira ketinggian lompatannya. Itu adalah spot tertinggi untuk melompat. Betul-betul memacu adrenalin, saya dan wika memutuskan untuk menikmati wahana tersebut…
Saya yang lompat lebih dulu, namun sayangnya saya sedikit gagal ketika melompat karena saya melompat dengan tidak sempurna akhirnya pantat saya kesakitan 😥 But overall pengalaman saya boy rafting di greencanyon ini adalah pengalaman wisata saya yang seru, etruatma bagi kamu-kamu yang suka memacu adrenalin + bersatu dengan alam, ini adalah pilihan yang tepat! Sekitar 5 jam kami habiskan untuk body rafting, hingga akhirnya kami harus kembali dan segera menuju penginapan yang terletak di pantai batu karas. Dari cijulang menuju batu karas menghabiskan waktu sekitar 15 menit, hasil browsing di internet akmi menemukan penginapan yang cukup cozy dan wortheat dengan harga nya, yaitu Bale karang cottage, penginapan ini tepat di depan pantai dengan konsep cottage beratapkan jerami dan yang paling mantap adalah, wc nya yang semi outdoor jadi kita bisa mandi dengan beratapkan langit dan pepohonan gitu >.< hwaaaw….

Semalam kami harus membayar 400 ribu untuk 1 kamar regular dengan twin bed, cukup lah untuk kami berempat yang berbadan kecil-kecil ini…
Keesokan hari nya sebelum kami memutuskan untuk pulang kembali ke Jakarta, kami menikmati pantai batu karas dengan berfoto-foto (lagi).
Sekitar pukul 10.30 kami pun pulang menuju Jakarta, tiba di Nagreg sekitar pukul 4 sore, tiba-tiba secara random kami memutuskan untuk mampir dulu ke Bandung, tepatnya daerah Dago, oya sebelum ke daerah Dago kami sempat main ke kampus tante Dilla, yappp. Kampus ITB di taman sari.



